Sabtu, 30 Maret 2013

Marketing.. Tolong Kami. Tolong Kami Para Film Keren Ini



Sebelumnya kita ngobrolin bahwa perfilman Indonesia lagi jamannya genre HorSex. Tapi sebenarnya kalo mau jujur sih, udah gak cocok juga kalo sekarang masih dibilang seperti itu. Film-film horror udah mulai menurun eksistensinya di bioskop, walaupun masih ada tentunya. Para penonton juga udah mulai mikir kalo mau beli tiket film tersebut, kecuali yah kalo niatnya masih buat modus-pacaran-tegang (?).

Keberadaan film horror tersebut jumlahnya memang mulai berkurang, tapi sangat disayangkan, film-film bergenre lainnya yang muncul, tetap saja masih banyak yang digarap asal-asalan. IMHO, hal ini sama buruknya dengan keadaan sebelumnya.

Namun jangan salah, film-film bagus juga udah mulai marak sekarang. Dimulai dengan Alangkah Lucunya Negeri Ini, kemudian ada 3 Hati 2 Cinta 1 Dunia, dan yang kemarin sangat nge-hype, The Raid. Tentu kita sudah tahu kualitas dari film-film tersebut.

Namun ada satu hal yang sering terlewatkan, dan sangat disayangkan. Terkadang film-film bagus tersebut, menuai hasil negative alias flop di pasaran. Siapa salah satu dari anda yang menonton Test Pack, Modus Anomali, atau Sang Penari langung di bioskop, bukan dari DVD bajakan atau hasil donlotan? Yang nonton Rectoverso di bioskop? Demi Ucok? Pasti jumlahnya sangat sedikit. Penonton yang sedikit juga menyebabkan film cepat turun layar dan menghilang.

Mungkin ada yang bilang “filmnya terlalu mikir ah. Wajar aja kalo galaku, lha wong orang Indonesia keanyakan ga mau mikir.” Ato nggak, ada yang bilang “tiket bioskop sekarang mahal, lagian kalo film indo bentar lagi juga ada di tipi.” Tapi yang paling sering gue denger adalah sebagai berikut “Film apaan tuh? Film Indo ya? Ih.” Dalem.

Jika kita renungkan, alasan-alasan tersebut tidak masuk akal. Pertama, kebanyakan dari film bagus tersebut adalah film biasa, bahasan tidak berat, walaupun memang tidak se-cheesy film lainnya. Kemudian untuk masalah harga tiket, FYI, bioskop-biosop di Indonesia lebih mewah dan harga lebih murah, jika dibandingkan dengan bioskop di Amrik sana. Untuk alasan yang terakhir, mungkin itu yang bisa memberi kita penjelasan akan hal ini.
Hampir semua dari film-film bagus tersebut kurang iklan. Kurang bujet buat marketing-nya. Alahsil, film tersebut ga nge-hype. Seperti yang kita tahu, orang Indonesia baru mau nonton kalo filmnya ‘terkenal’.


Terkadang, ada film yang overrated karena animo penonton yang sangat besar di masyarakat. Film 5Cm misalanya. Filmnya ga bagus-bagus amat, tapi karena hype-nya yang udah lama muncul, jadilah film film tersebut laku keras. Film ini pun banyak menginspirasi orang-orang untuk pergi naik gunung. Padahal, sebenarnya filmnya biasa-biasa saja.

Sebagai kesimpulan, jaganlah menutup mata terhadap film dalam negri. Banyak kok sekarang yag bagus. Giatlah mencari info, berhubung terkadang film-film kita tak punya bujet untuk ngiklan. Gausah nyesel nonton di bioskop, walaupun rada mahal, bioskop kita emang nyama kok buat nonton. Pengalaman menonton di teater tentu sangat berbeda dengan hanya nonton di tipi.

IMHO, semoga film-film bagus kedepannya bisa ‘ngiklan’ dengan baik.

Jumat, 29 Maret 2013

Horror Sex yang bagus? Yang bikin nafsu, banyak...

Saudara-saudara sekalian, tahukah anda siapa itu KK Dheeraj? Nayato Fio Nuala? Koya Pagoya? Ian Jacobs? Pinkan Utari? Tahukah anda bahwa empat nama terakhir itu adalah orang yang sama?

Oke, mungkin sebagian besar pada gatau siapa mereka (berdua), tapi anda pasti tahu kan film indo tentang pocong cuddling, kuntilanak gangnam style ato genderewo harlem shake (seriously kalo beneran ada mati aja) ? Maksud saya, anda pasti tahu kan film-film horor yang sedang (masih) marak beredar sampai sekarang.



Jika ditilik lebih lanjut, sebenarnya film-film seperti Kain Kafan Perawan, Pulau Hantu, Suster Keramas, Tali Pocong Perawan, mempunyai kesamaan dari setiap film tersebut. Sama-sama ber-genre horor, yang dibalut sex sebagai pemanis. Namun yang terjadi disini adalah sebuah film HorSex acak kadut penuh nafsu. Sehingga muncullah kampanye film indo = film horsex sampah. Atau anti film horor indo karena pasti jelek.


Bahkan poster TPP 2 njiplak poster Drag Me To Hell! #okesip

Adakah yang salah dengan film horor? Tentu tidak.  Genre Horror adalah salah satu jenis film yang diterima kalagan manapun, dan laku di negara manapun. banyak kok film horor yang bagus. Dan walaupun dibumbui adegan sex sejenisnya, film tersebut tetap bagus.


Karena sebenarnya yang menyebabkan film tersebut menjadi buruk, tentunya adalah produksi film yang asal-asalan. Bayangkan saja, Nayato, salah satu front paling depan film HorSex, dapat membuat film hanya dalam waktu tujuh hari. Dia bahkan dapat syuting sebuah film, tanpa naskah, hanya sinopsis! Kemudian juga banyak produser-produser yang mencoba mengkatrol filmnya dengan dengan mendatangkan artis-artis luar (kalo bisa bintang panas), tanpa memikirkan jalan cerita yang bagus.


Pada awal masa invasi film macam begini, mungkin belum terlalu banyak orang yaang sadar, para remaja masih menikmati film-film itu sebagai modus-pacaran-mesra. namun lama kelamaan penonton juga mulai pada gatel. Naasnya, cap image buruk tersebut mulai merambah ke film ber-genre thriller, yang padahal jauh berbeda dan kadang digarap serius!


Sebagai penutup, jangan menganggap bahwa semua film Horror berbau Sex itu buruk, karena tentunya bisa saja bagus. Apalagi ikut-ikut ngecap film thriller yang tanpa dosa itu. Rajin-rajinlah baca preview, review dai film-film yang akan anda tonton. Kenalilah sutradara-sutradara yang harus anda blacklist dari daftar tonton. Kita gatau kapan wabah horsex akan membaik, tapi gue yakin suatu saat, sineas-sineas kita bakal bikin horor-horor yang berkualitas, bukan hanya mengumbar seksualitas.


IMHO, Hail Nayato!