Kamis, 08 Mei 2014

The Amazingly Funny Spider-Man 2


Not bad spidey. Maybe you’re really not that amazing, but quite frankly, umm, it's bad.

Let’s just get to the point. Installmen kedua dari Spider-Man ‘baru’ ini mungkin pada niat awalnya ingin mencapai titik tertinggi dari perjalanan Peter Parker. Strategi memunculkan beberapa villain sekaligus plus satu kejadian yang juga bisa menjadi titik balik dari hidupnya, semua dikumpulkan disini. Does it work? Let me see.

Cerita dibangun dengan premis bahwa permasalahan terberat yang dimiliki Spiderman adalah dirinya sendiri.  Kehidupannya sebagai Peter Parker si orang biasa dan tanggung jawab besarnya sebagai Spiderman (well, walau cuma New York tetep aja kan? Eh). Dihantui oleh pesan Pak Stacy sebelum ia mati, membuat hubungannya dengan Gwen semakin rumit. Yah, cinta anak SMA yang baru lulus mana sih yang gak rumit? Terkecuali hal itu terlalu berat bagi seorang Spiderman.

Lalu muncul Electro, si pegawai Oscorp yang tak dianggap, dengan motivasi yang bisa dibilang masuk akal dan cukup kuat untuk menjadi musuh berat Spidey. Ditambah kembalinya sahabat sejak kecil Peter ke New York, Harry Osborn, dengan segala permasalahan dan kegelapan di masa lalunya. Masih kurang? Jangan lupa teka-teki tentang kepergian sang ayah Richard Parker yang terus mengganggu. Tapi itu jika anda peduli.

Complicated, isn’t it? Tidak ada yang salah dengan sebuah kisah yang rumit, atau permasalahan yang berlapis-lapis, justru itu bisa menjadi sebuah senjata agar cerita menjadi menarik.  Tapi satu hal yang harus dipegang ketika mengangkat sebuah cerita, entah itu rumit atau tidak: fokus.

Kita sudah sering melihat sekuel dari film-film komersial lainnya, jurus andalan mereka tak lepas dari penambahan karakter-karakter baru. Dan tentunya ketika mereka melakukan itu, mereka juga memberi porsi yang lebih untuk informasi mengenai mereka. Karena mereka tahu kita membutuhkannya.

Seakan tak cukup dengan apa yang ada di seri pertama, fokus terhadap detil-detil Peter dirasa terlalu berlebih. Padahal ada karakter lain yang lebih pantas, atau wajib, seperti Harry yang sebenarnya bisa ditampilkan lebih menarik dengan premis yang sudah ada namun berakhir nanggung. Lalu misteri menghilangnya Richard, tetap menjadi sebuah misteri, tanpa ada rasa hubungan ayah-anak yang kuat dan penting disana. Bahkan saat permasalahan itu terpecahkan, impact yang ada terhadap cerita sangat kecil, menjadikannya hanya seperti sebuah plot pembantu yang bisa digantikan begitu saja dengan hal lain.

But thanks to the all supported cast. Ya, semuanya mencoba menahan film ini tetap di atas standar. Chemistry ajaib Emma dengan Garfield jelas jauh lebih baik ketimbang Tobey-Dunst. Hal itu juga yang membuat masalah cinta mereka tidak terlalu silly.

Kemudian Dane DeHaan dengan rambut emonya sukses menjanjikan masa depan yang cerah untuk Harry Osborn. Jamie Foxx yang memang sudah teruji memainkan berbagai karakter, menghidupkan cerita dengan caranya sendiri. Bahkan Sally Field sebagai Aunt May secara mengejutkan tidak hanya jadi tempelan disini.

Nilai plus lainnya datang dari departemen musik. Dimotori oleh Hans Zimmer dan dibantu Magnificent Seven alias Pharel William dkk., mood setiap adegan tersampaikan dengan baik. Yang asik adalah mereka dengan cerdik memilih konsep drum and bass untuk mendukung setiap aksi Electro. Konfrontasi pertama antara dia dengan Spidey adalah buktinya, dimana lagu dan scoring tertata dengan baik menjadikannya sebuah adegan jempolan.

Memang, inti dari permasalahan film ini adalah overstuff and plot yang malah bisa menjadikannya sebuah film yang gampang dilupakan. Namun seharusnya dengan jajaran cast yang sudah terbukti sukses, masa depan yang cerah masih bisa diharapkan dari franchise ini.

Satu hal lain yang harus diingatkan sebelum mereka membuat yang ketiga, atau pun seterusnya adalah: Plis, sudah cukup dengan segala gerakan-akrobatik-klise itu. Jika memang itu adalah ikon dan bukan spiderman namanya tanpa sepuluh menit web-slinging sebelum menghajar musuh, tetap saja kita tidak datang ke teater untuk melihat kembali 30 menit lainnya bukan?

Oh, satu lagi. Gak perlu teasing apa yang bakal muncul di film selanjutnya.  Cukup fokus dengan cerita yang ingin disampaikan. Kalo emang bagus, kita juga bakal balik lagi kok.

UPDATE: Aaaaand shit. The franchise got canceled. I'm laughing so hard here.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar