Bulan terakhir di tahun 2014 ini gue tunggu dengan alasan yang
nggak biasa: film Indonesia. Dengan dirilisnya adaptasi dari salah satu novel
favorit gue ditambah sebuah film silat yang bikin penasaran karena udah lama
nggak ada film lokal beginian lengkap dengan Nicholas Saputra dan Christine
Hakim, siapa yang nggak excited?
Banyak. Gue malah sempat berharap, satu diantara dua film ini bisa jadi suatu karya berkualtas sekaligus box office, bahkan mungkin ngalahin pesaing dari Hollywood kayak The Hobbit
Dan seperti yang sudah diprediksikan gue jelas-jelas kecewa
dengan bulan ini.
Supernova: Ksatria, Putri
dan Bintang Jatuh
Film ini membuktikan bahwa masih banyak orang goblok di industri
perfilman kita, yang mana satu-satunya alasan mereka bisa disana adalah
kebanyakan duit. Diproduseri oleh Sunil Soraya, orang yang sama yang bikin 5cm
dan Van der Wijck, dengan sutradara dan pemain-pemain kesayangan. Sempat
berharap hasilnya bakal bagus karena seenggaknya ini adalah adaptasi dari salah
satu novel terbaik Dee, harapan itu langsung pupus bahkan sebelum film setengah
jalan.
Yang pertama adalah cast. Okelah jika Arifin Putra,
Herjunot, atau Fedi Nuril (yang terakhir disebut yang paling mendingan) bermain
sesuai standar masing-maisng. Namun selain mereka, tampaknya belum pantas main di
layar lebar dan sebaiknya masuk FTV aja dulu buat latihan. Terutama Paula
Verhoeven sebagai Diva yang keliatan banget baru belajar akting tadi subuh sebelum syuting. Ekspresi yang aneh, pergerakan yang kaku, sampai suara saat
narasi yang bikin pengen lepas sepatu dan melemparkannya ke layar right into her pussy so she would know if that
the only thing she has, that doesn’t bother me.
Kemudian banyaknya shot-shot yang mereka pikir mungkin keren
tapi gak ada maknanya sama sekali. Mungkin mental orang kita yang selalu ingin
pamer akan segala sesuatu tanpa menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah
hal bodoh. Shot kapal lengkap dengan sunset! Wuih keren! Ayo ulangi terus
sampai sepuluh menit! FUCK YOU!
Dan tentunya semua bermuara pada satu hal yang paling
krusial: naskah yang amat sangat buruk. Inti dari cerita ini adalah sebuah
roman sains, namun entah apa yang ada di otak kreator, sepanjang film hanyalah
ada sebuah roman kelas sinetron dan semua omong kosong sains yang dibicarakan aktor
dengan gak jelas pun tak ambil bagian didalamnya!
Bagi siapapun yang sudah membaca novelnya, akan tahu
bagaimana jeniusnya Dee menggabungkan sains yang rumit ke dalam kisah cinta
yang sebenernya terjadi dimana-mana. Namun film ini sukses mengubah semua itu
menjadi sekumpulan omong kosong, keluar dari mulut aktor yang jelas-jelas
mereka gak ngerti apa yang mereka bicarakan, hanya untuk membuat penonton
kebingungan mendengar banyak istilah dan teori asing lalu berharap kita
mengagumi filmnya karena itu. Suatu penghinaan besar dalam sejarah sinematik
kita.
Juga poster jiplak. Fak. |
Struktur cerita juga teramat berantakan layaknya ditulis
anak kecil. Di satu adegan kita mengira ini adalah ending dan ternyata masih
ada setengah jam lagi narasi dari semua tokoh utama yang gak jelas apa
maksudnya, yang penting dibarengi shot-shot keren (menurut mereka). Inilah
titik bifurkasi sebenarnya karena gue nahan buat gak keluar bioskop sama
kuatnya dengan nahan buat nggak nunjuk ke layar sambil teriak “Anjing maksud lo
apa sih!”
Lalu ada pop-up texting onscreen besar-besaran, namun semua
tulisannya juga dibacakan oleh pemain. Mungkin supaya film ini bisa dinikmati
baik oleh mereka yang tuli ataupun yang buta.
Dan semua kekacauan ini dilengkapi oleh subtitle bahasa
inggris yang masih jadi misteri ditujukan untuk apa (gue yakin kok bukan cuma biar
keliatan keren)
My Score: BUSUK/10
Pendekar Tongkat Emas
Nope. Filmnya biasa aja. Gue apresiasi mereka berani bikin
film beda dari yang lainnya, set lokasi yang indah lalu semua cast-nya latihan
berbulan-bulan buat menguasai koreografi tapi nope, dengan cerita yang sangat
standar seakan gak mau mikir saat menulis dan karakter-karakter flat yang
membuat semua aktor mahal itu menjadi sia-sia, gak ada yang berkesan disini.
Terkecuali mungkin satu sequence battle terakhir
yang lumayan menghibur dan beberapa shot lanskap ajaib, selain itu tidak ada
apa-apa. Semuanya biasa-biasa saja. Udah.
My Score: 5/10