(20th Century Fox; 2014) Dir: Matt Reeves
Kalo ada yang bertanya-tanya kenapa sebuah sekuel harus dibuat, Dawn of the Planet of The Apes bisa menjawabnya. Jika film lain dibuat dengan alasan uang semata (walaupun ini juga tujuan semua film dibuat) dan menjadikan beberapa hasilnya maksa, Dawn ada karena memang dibutuhkan.
Tiga tahun yang lalu sebuah reboot yang jenius lahir. Bukan
sebuah ide orisinil sebenarnya untuk mengangkat kembali cerita lama dari sudut
pandang berbeda. Namun bukan itu aja yang ditawarkan Rise, tapi juga
rasa yang baru, meninggalkan segala pernak-pernik yang dianggap cupu dari film
nenek moyangnya, dan fokus untuk membuat suatu awal yang baru dan segar.
Apa yang dilakukan Dawn agak unik sebetulnya. Mereka
dengan berani menjadikan kera sebagai pentolan utama. Empat film yang sudah ada
sebelumnya tetap memakai manusia sebagai story leader. Disini, mereka
memutuskan bahwa ini bukan hanya film tentang kera tapi juga film kera itu
sendiri. Dan hasilnya, voila! No one will forget Caesar from now.
Entah siapa yang harus mendapat pujian lebih, tim spesial
efek atau Andy Serkis yang memerankan Caesar, yang jelas keduanya telah membuat
akting para kera disini lebih keren daripada aktor manusia disini. Terutama
Andy Serkis, terima kasih kepadanya karena telah membuat satu lagi karakter
yang bersuara agung.
Sementara itu penampilan dari kaum kita disini sama dengan
nasib manusia di filmnya: menyedihkan. Jason Clarke yang termasuk karakter
sentral sama sekali tak memiliki karisma sebagai aktor utama. Hampir semuanya
tampil flat. Bukan hanya akting saja namun skrip juga tak mendukung para
manusia untuk bisa ‘keluar’. Terbukti dengan Gary Oldman yang tak bisa berbuat
apa-apa selain nongol-ngilang-nongol-ngilang dan berakhir nanggung.
Walaupun memiliki kelemahan, tetapi tampaknya tim penulis sudah berusaha maksimal mendorong bagian ini ke titik terjauh. Tema yang ditawarkan sangat menarik sebenarnya: menukar posisi kaum manusia dengan komunitas kera lalu kemudian para kera bersikap seperti kita dan manusia...tetap menjadi manusia. Ketika kita dihadapkan dengan pilihan yang menuntut untuk tidak bersikap egosentris, meskipun disaat kita bisa.
Disini ditunjukkan bahwa yang akan memusnahkan manusia
bukanlah krisis yang menyerang dari luar, namun dari dalam diri kita sendiri. Sebuah
sindiran yang ironisnya tidak bisa ditolak.
Dan film ditutup dengan sebuah kalimat yang seharusnya
dikatakan oleh seorang manusia, malah keluar dari mulut seekor kera.
Nice.
Supaya sah, sebagai summer blockbuster nggak
ketinggalan adegan aksi yang seperti sudah menjadi syarat wajib. Semua pasti
setuju kalo sepasukan kera menunggang kuda sambil membawa senapan mesin
melakukan baku tembak kemudian membajak sebuah tank (dengan sinematografi keren
dibagian ini, tentunya), adalah sesuatu.
Pada akhirnya, DotPotA bisa bikin sumringah penonton yang
udah mau mati karena bulan juli yang garing. Walaupun tak bisa teralu superior
di tangga box office karena memang tidak mempunyai hype yang gede, but
who cares? Dengan hasil ini, Caesar bisa berjalan tegak disamping para
mutan sebagai yang terbaik di summer tahun ini.
Well done, Dawn!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar