Film Jadul? You Don’t Say…
Sebelumnya, post ini saya
persembahkan untuk generasi muda (seperti saya), yang menjadi korbannya.
Siang tadi, di grup penyuka
film yang gue ikuti, muncul bahasan tentang film superhero selain keluaran
Hollywood. Dan kebanyakan jawaban dari member-member disana adalah film
superhero dari Indonesia. Indonesia? Yup, lebih tepatnya, film jadul Indonesia.
Pernahkah terlintas di
pikiran anda (kaum muda), ‘emang film indo yang muncul sebelum tahun 2000an
apaan?’. Yep, kebanyakan dari kita para generasi 90an, film yang pertama kita
tahu adalah Petualangan Sherina. Sisanya, mana gue tahu. Seseorang harus
bertanggung jawab atas kejadian ini. Seseorang harus bertanggung jawab atas
kurangnya pengetahuan generasi muda terhadap film-film lama Indonesia.
Beberapa hal sebenarnya bisa
menjelaskan, kenapa kita hampir tidak tahu sama sekali tentang film-fuilm jadul
Indonesia. Berikut beberapa diantaraya
1. Kurangnya a.k.a Tidak Adanya Pemutaran Film
Jadul di Televisi
Hampir tidak ada film 90an ke
bawah yang diputar di televisi. Hampir semua film lokal yang diputar adalh
film-film baru ( which is menjadikan orang-orang malas nonton film lokal di
bioskop). Semua channel TV berlomba untuk memutar film yang paing terbaru, tana
pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk memutar film-film lama. Paling
banter juga, ya Petualangan Sherina-lah film paling tua yang pernah
mereka putar. (AADC dkk mengikuti)
2. Buruknya Pengarsipan
Lah, kan sekarang ada tuh
arsip film nasional? Iya gue juga tau, tapi tetep aja salah dari awalnya.
Film-film lama hampir sangat sulit dicari DVD maupun VCD-nya (yang ori ye).
Malah, jangankan cari yang legal, donlod aja susah nyarinya. Padahal, siapa sih
yang ga pengen nonton Lewat Djam Malam, Cinta Dalam Sepotong Roti, dan
film-film legendaris lainnya? Susahnya mencari copy dari film-film ini tak
lepas dari buruknya pengarsipan film di jaman dulu. Yah, imbasnya ke kita-kita
deh.
3.
Kurangnya Apresiasi
Kalo di luar negri tuh,
kadang film-film jadul yang mereka anggap ikonik mereka putar ulang di bioskop.
Back To The Future, Butch Cassidy and The Sundance Kid, dan yang baru-baru ini
keluar Jurassic Park (1992), adalah sebagian contoh film lama yang mereka rilis
ulang di bioskop. Semua itu untuk tujuan agar generasi muda sekarang bisa
menikmatinya, selain untuk keperluan bisnis tentunya. Bahkan Titanic masih bisa
meraup keuntungan besar saat di rilis ulang dalam format 3D tahun lalu.
Memang, sekarang mulai muncul
komunitas-komunitas yang mempunyai kegiatan rutin memutar film-film lama
Indonesia. Harapan gue sih semoga makin banyak aja yang kayak gitu, dan semoga
saluran-saluran TV juga ikut terbuka matanya kalo kita ingin mengetahui seperti
apa dunia perfilman Indonesia saat itu. Bahwa kita ingin melihat sekeren apa
sih film Jenderal Kancil, Cut Nyak Dien, atau Badai Pasti Berlalu itu.
IMHO, taik kalo gue ampe mati
dan belum nonton itu semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar