Not bad spidey. Maybe you’re really not that amazing, but
quite frankly, umm, it's bad.
Let’s just get to the point. Installmen kedua dari Spider-Man
‘baru’ ini mungkin pada niat awalnya ingin mencapai titik tertinggi dari
perjalanan Peter Parker. Strategi memunculkan beberapa villain sekaligus plus
satu kejadian yang juga bisa menjadi titik balik dari hidupnya, semua dikumpulkan
disini. Does it work? Let me see.
Cerita dibangun dengan premis bahwa permasalahan terberat
yang dimiliki Spiderman adalah dirinya sendiri.
Kehidupannya sebagai Peter Parker si orang biasa dan tanggung jawab
besarnya sebagai Spiderman (well, walau cuma New York tetep aja kan? Eh).
Dihantui oleh pesan Pak Stacy sebelum ia mati, membuat hubungannya dengan Gwen
semakin rumit. Yah, cinta anak SMA yang baru lulus mana sih yang gak rumit? Terkecuali
hal itu terlalu berat bagi seorang Spiderman.
Lalu muncul Electro, si pegawai Oscorp yang tak dianggap,
dengan motivasi yang bisa dibilang masuk akal dan cukup kuat untuk menjadi
musuh berat Spidey. Ditambah kembalinya sahabat sejak kecil Peter ke New York,
Harry Osborn, dengan segala permasalahan dan kegelapan di masa lalunya. Masih
kurang? Jangan lupa teka-teki tentang kepergian sang ayah Richard Parker yang
terus mengganggu. Tapi itu jika anda peduli.
Complicated, isn’t it? Tidak ada yang salah dengan sebuah
kisah yang rumit, atau permasalahan yang berlapis-lapis, justru itu bisa
menjadi sebuah senjata agar cerita menjadi menarik. Tapi satu hal yang harus dipegang ketika
mengangkat sebuah cerita, entah itu rumit atau tidak: fokus.
Kita sudah sering melihat sekuel dari film-film komersial
lainnya, jurus andalan mereka tak lepas dari penambahan karakter-karakter baru.
Dan tentunya ketika mereka melakukan itu, mereka juga memberi porsi yang lebih
untuk informasi mengenai mereka. Karena mereka tahu kita membutuhkannya.
Seakan tak cukup dengan apa yang ada di seri pertama, fokus
terhadap detil-detil Peter dirasa terlalu berlebih. Padahal ada karakter lain
yang lebih pantas, atau wajib, seperti Harry yang sebenarnya bisa ditampilkan
lebih menarik dengan premis yang sudah ada namun berakhir nanggung. Lalu
misteri menghilangnya Richard, tetap menjadi sebuah misteri, tanpa ada rasa
hubungan ayah-anak yang kuat dan penting disana. Bahkan saat permasalahan itu
terpecahkan, impact yang ada terhadap cerita sangat kecil, menjadikannya
hanya seperti sebuah plot pembantu yang bisa digantikan begitu saja dengan hal
lain.
But thanks to the all supported cast. Ya, semuanya mencoba menahan film ini tetap di atas standar. Chemistry ajaib Emma dengan Garfield
jelas jauh lebih baik ketimbang Tobey-Dunst. Hal itu juga yang membuat masalah
cinta mereka tidak terlalu silly.
Kemudian Dane DeHaan dengan rambut emonya sukses menjanjikan
masa depan yang cerah untuk Harry Osborn. Jamie Foxx yang memang sudah teruji
memainkan berbagai karakter, menghidupkan cerita dengan caranya sendiri. Bahkan
Sally Field sebagai Aunt May secara mengejutkan tidak hanya jadi tempelan
disini.
Nilai plus lainnya datang dari departemen musik. Dimotori
oleh Hans Zimmer dan dibantu Magnificent Seven alias Pharel William dkk., mood
setiap adegan tersampaikan dengan baik. Yang asik adalah mereka dengan cerdik
memilih konsep drum and bass untuk mendukung setiap aksi Electro. Konfrontasi
pertama antara dia dengan Spidey adalah buktinya, dimana lagu dan scoring
tertata dengan baik menjadikannya sebuah adegan jempolan.
Memang, inti dari permasalahan film ini adalah overstuff
and plot yang malah bisa menjadikannya sebuah film yang gampang dilupakan.
Namun seharusnya dengan jajaran cast yang sudah terbukti sukses, masa depan
yang cerah masih bisa diharapkan dari franchise ini.
Satu hal lain yang harus diingatkan sebelum mereka membuat
yang ketiga, atau pun seterusnya adalah: Plis, sudah cukup dengan segala
gerakan-akrobatik-klise itu. Jika memang itu adalah ikon dan bukan spiderman
namanya tanpa sepuluh menit web-slinging sebelum menghajar musuh, tetap saja
kita tidak datang ke teater untuk melihat kembali 30 menit lainnya bukan?
Oh, satu lagi. Gak perlu teasing apa yang bakal
muncul di film selanjutnya. Cukup
fokus dengan cerita yang ingin disampaikan. Kalo emang bagus, kita juga bakal balik lagi kok.
UPDATE: Aaaaand shit. The franchise got canceled. I'm laughing so hard here.
UPDATE: Aaaaand shit. The franchise got canceled. I'm laughing so hard here.