Sebelumnya kita ngobrolin
bahwa perfilman Indonesia lagi jamannya genre HorSex. Tapi sebenarnya kalo mau
jujur sih, udah gak cocok juga kalo sekarang masih dibilang seperti itu.
Film-film horror udah mulai menurun eksistensinya di bioskop, walaupun masih
ada tentunya. Para penonton juga udah mulai mikir kalo mau beli tiket film
tersebut, kecuali yah kalo niatnya masih buat modus-pacaran-tegang (?).
Keberadaan film horror
tersebut jumlahnya memang mulai berkurang, tapi sangat disayangkan, film-film
bergenre lainnya yang muncul, tetap saja masih banyak yang digarap asal-asalan.
IMHO, hal ini sama buruknya dengan keadaan sebelumnya.
Namun jangan salah, film-film
bagus juga udah mulai marak sekarang. Dimulai dengan Alangkah Lucunya Negeri
Ini, kemudian ada 3 Hati 2 Cinta 1 Dunia, dan yang kemarin sangat nge-hype, The
Raid. Tentu kita sudah tahu kualitas dari film-film tersebut.
Namun ada satu hal yang
sering terlewatkan, dan sangat disayangkan. Terkadang film-film bagus tersebut,
menuai hasil negative alias flop di pasaran. Siapa salah satu dari anda yang
menonton Test Pack, Modus Anomali, atau Sang Penari langung di bioskop, bukan
dari DVD bajakan atau hasil donlotan? Yang nonton Rectoverso di bioskop? Demi
Ucok? Pasti jumlahnya sangat sedikit. Penonton yang sedikit juga menyebabkan
film cepat turun layar dan menghilang.
Mungkin ada yang bilang “filmnya
terlalu mikir ah. Wajar aja kalo galaku, lha wong orang Indonesia keanyakan ga
mau mikir.” Ato nggak, ada yang bilang “tiket bioskop sekarang mahal,
lagian kalo film indo bentar lagi juga ada di tipi.” Tapi yang paling sering
gue denger adalah sebagai berikut “Film apaan tuh? Film Indo ya? Ih.” Dalem.
Jika kita renungkan,
alasan-alasan tersebut tidak masuk akal. Pertama, kebanyakan dari film bagus
tersebut adalah film biasa, bahasan tidak berat, walaupun memang tidak se-cheesy
film lainnya. Kemudian untuk masalah harga tiket, FYI, bioskop-biosop di
Indonesia lebih mewah dan harga lebih murah, jika dibandingkan dengan bioskop
di Amrik sana. Untuk alasan yang terakhir, mungkin itu yang bisa memberi kita
penjelasan akan hal ini.
Hampir semua dari film-film
bagus tersebut kurang iklan. Kurang bujet buat marketing-nya. Alahsil, film
tersebut ga nge-hype. Seperti yang kita tahu, orang Indonesia baru mau nonton
kalo filmnya ‘terkenal’.
Terkadang, ada film yang
overrated karena animo penonton yang sangat besar di masyarakat. Film 5Cm
misalanya. Filmnya ga bagus-bagus amat, tapi karena hype-nya yang udah
lama muncul, jadilah film film tersebut laku keras. Film ini pun banyak
menginspirasi orang-orang untuk pergi naik gunung. Padahal, sebenarnya filmnya
biasa-biasa saja.
Sebagai kesimpulan, jaganlah
menutup mata terhadap film dalam negri. Banyak kok sekarang yag bagus. Giatlah
mencari info, berhubung terkadang film-film kita tak punya bujet untuk ngiklan.
Gausah nyesel nonton di bioskop, walaupun rada mahal, bioskop kita emang nyama
kok buat nonton. Pengalaman menonton di teater tentu sangat berbeda dengan
hanya nonton di tipi.
IMHO, semoga film-film bagus
kedepannya bisa ‘ngiklan’ dengan baik.